close
.

Kedatangan Orang-orang Portugis di india dan indonesia

http://www.nusantaraindo.com/
    Pada tahun 1453, Konstantinopel yang merupakan pusat pemerintahan Romawi Timur jatuh ke tangan bangsa Turki. Dengan demikian, daerah sekitar Laut bagian timur dikuasai bangsa Turki yang beragama Islam. Sekitar tahun 1453, terjadi pertentangan antara orang-orang Islam di daerah kekuasaan Turki dengan orang kristen di Eropa. Dengan sendrinya pemerintahan Kerjaan Turki akan berusaha menghambat perdangan rempah-rempah ke Eropa melalui wilayahnya. Akibatnya, harga rempah-rempah di Eropa jauh lebih mahal di bandingkan dengan harga di daerah asalnya. Oleh karena itu, terjadi usaha orang-orang Eropa untuk dapat membeli rempah-rempah tersebut dari daerah penghasilnya. Terjadilah usaha penjelajahan untuk menemukan jalan menuju daerah penghasil rempah-rempah yaitu India (termasuk juga Indonesia). Portugis merupakan negara Eropa pertama yang berusaha mencari jalan laut ke dunia Timur. Pelaut Portugis Bartholomeus Diaz berhasil mencapai Tanjung Harapan pada tahu 1486 dan Vasco d"Albuqurque dapat menguasai pelabuhan Malaka. Seterusnya pelayaran samapai di maluku pada tahun 1512. Maluku sebagai penghasilan rempah-rempah meiliki daya tarik yang besar bagi bangsa Portugis dan orang Eropa pada umumnya. Bangsa Portugis tiba di maluku bertujuan untuk memonopoli perdangan rempah-rempah. Orang-orang portugis selalu berusaha membeli seluruh persediaan yang ada. Oleh sebab itu, Sultan-sultan di maluku (ternate dan tidore) berlomba-lomba menjual rempah-rempah mereka kepada pedangan-pedangan Portugi. Keadaan persaingan ini menguntukan bago orang-orang Portugi, karena mereka mendapatkan tawaran hak beli rempah-rempah dan izin untuk mendirikan benteng dari pihak Ternate maupun dari pihak Tidore. Orang-orang Portugis memilih bersahabat dengan ternate, karena Ternate lebih lunak diajak bekerja sama, maka berdirilah Benteng Soa Polo pada tahun 1512. Ternate bermaksud dengan mengikat Portugis untuk memanfaatkanya dalam persaingan denga tidore. Namun, langkah Ternate tersebut menibulkan kesengsaraan dan kemelaratan bagi rakyat Ternate. Portugi dapat dengan muah memonopoli rempah-rempah. Para petani tidak bisa menjual rempah-rempahnya secara bebas, sedangkan Portugis membelinya dengan harga yang rendah, para petani banyak dirugikan. Disamping itu, Portugis ikut campur dalam urusahan kerajaan Ternate. Portugis ingin Tabariji (Raja Ternate terdahulu) menjadi raja Kerjaan Ternate, namun jabatan itu sudah diduduki oleh Sultan Hairun. Rakyat Ternate tidak menghendaki kembalinya raja lam karena mneganggap Tabariji telah menjadi boneka Portugis. Dengan tipu muslihat menjalin perdamian, Sultan Hairun berhasil disingkirkan oleh Portugis dan akhirnya dieksekusi di Benteng Sao Paolo, di Ternate. Peristiwa itu menimbulkan perlawan dari rakyat Ternate yang dipimpin oleh sultan Hairun yaitu Pangeran Baabullah yang selanjutnya menjadi Sultan. Benteng Sao Paolo berhasil dikepung dan pada tahun 1575 orang-orang Portugis menyerah. Selanjutnya Sultan Baabullah meluaskan daerah kekuasaan dan daerah pengaruhnya. Perluasan daerah kekuasaan yang dilakukan oleh Sultan Baabullah oleh pihak Tidore dijadikan alasan mengundang orang-orang Portugis tahun 1578 untuk mendirikan benteng Tidore. Jauh sebelum masa perlawan pangeran Baabullah orang-orang Portugis mendapat perlawanan dari Sunan Kudus dengan angkatan laut jawa yang berpusat di Jepara. Malak yang dikuasai Portugis dipandang sebagai saingan Demak. Oleh karena itu, angkatan laut Demak di bawah pimpinan Dipati Unus mengadakan penyerangan ke Malaka. Angkatan laut demak bertolak dari jepara dan mendapat bantuan dari Palembang. Akan tetapi, angkatan laut Demak kalah sehingga harus kembali ke Jepara pada tahun 1513. Dengan bantuan Ratu Kli Nyamat, Cucu Raden Fatah, angkatan laut Demak berkali-kali menyerang ini muncul ketika Aceh menyerang Malak dan ketika Johor mengadakan perlawan terhadap kekuatan orang-orang portugis di malaka.
Comments
2 Comments

2 komentar:

Copyright © 2014 Design By Fatrin BudimanNusantara Indo.